Senin, 24 Januari 2011

Senja

Senja...
Tepat di ke sepuluh kalinya
ingatanku tajam dan memutar memori

Baru kemarin bukan, kau melempar senyum padaku dan membelikanku makanan ringan?

Ahh...
Tentu saja tidak,
dikala itu kau menomor satukan aku

Tapi,
baru kemarin bukan, kau memintaku untuk terus disampingmu?

Ketika aku sendiri goyah dan merasa minder
sampai aku percaya dan yakin

Senja...
Dikala memerah dan menua
Aku tak menggantimu dengan apapun
Menempatkanmu di hati sekalipun sudah berantakan

Minggu, 23 Januari 2011

Satu Untuk Satu Tahun

Hampir saja terlambat, sebelum genap di lembaran tiga ratus enam puluh lima kesendirian,
pernyataan sesal meluncur tanpa dosa

Hendak memperbaiki diri, atau menghindari jampi-jampi?
Berpikir (hanya untuk) sendiri...

Percuma bertampang seperti itu, karena cacat di topengmu,
yang memang sebagaimana seharusnya-CACAT,
tak akan pernah hilang...

Disaat aku menginjak angka satu nanti,
kuminta pada Tuhan, perbaiki akhlak dan hidupmu, tentu juga hidupku
peliharalah kami dari siksa neraka dan kubur

Terakhir,
ku selalu meminta, untuk tetap didekatkan dengan Tuan, walau itu jauh,
walau itu bersimbah keluh...

Introspeksi

Ketika surga menolak mu mentah-mentah dan
neraka pun enggan dijamah
tak ada lagi gunanya air mata
juga harap dimaafkan

Bohong,
yang kata mu ingin perbaiki diri
perbaiki ini

Dusta,
yang kata mu menyesal dan merasa bersalah

Aku selalu meminta agar Tuhan tak memberi kesakitan seperti ku
agar kau terampuni
terlepas dari sumpah serapah

Bukannya beranjak, kau malah terinjak atas kesalahan yang sama
tak pernah belajar untuk bangkit

Tak usahlah kau menggerutu, tak pantas
adanya aku yang seperti itu, kesal atas kebebalan mu

Tak perlulah kau menghindar, tak pantas
adanya aku yang seperti itu, muak akan tingkah mu

Mulailah buka pikiran, hati dan diri
bukan untuk menerima orang lain, tapi pelajari diri sendiri
belajar empati dan menghargai

Teruntuk Tuan, yang ada di lingkaran setan