Sabtu, 23 Oktober 2010

Keliru

Diambilnya sebuah pisau,
ia tancapkan tepat di dadanya
merobek perlahan membiarkan darah membanjiri tubuhnya
Ditunjukannya tempat seharusnya ada hati yang utuh,
tapi bukan itu
yang aku lihat hanya pecahannya pula berwarna hitam
Jantungnya pun seoalah enggan berdetak,
ingin cepat beristirahat

Aku tak tahu harus apa,
karena aku memang tak ingin tahu tentangnya
Tak ada urusan mengobati atau sekedar berbelas kasih
Membiarkannya hancur perlahan,
kemudian puas tertawa

Tapi tunggu,
ketika berkaca tanganku merah dan mukaku pucat pasi-seperti hendak mati
Lalu dibelakangku ada yang tertawa renyah sekali...

Aku bukan aku,
dan kau bukan kau,
ternyata begitu
semuanya seperti itu, bukan seperti seharusnya...

2 komentar: